Seorang pemimpin sekse. Dengan kawan sefahamnya Abigail Smith Adams, – yang suaminya menjadi Presiden Amerika yang kedua -, ia mengkampiuni perjoangan persamaan hak antara sekse laki-laki dan sekse wanita. Di Jermaniapun faham menuntut persamaan hak bagi wanita itu tumbuh. Baru di dalam Revolusi itulah kaum wanita Barat secara tersusun menuntut hak-haknya sebagai manusia, sebagai anggauta masyarakat, sebagai warga Negara, memprotes kezaliman atas diri mereka sebagai sekse dan sebagai warga negara wanita. Dan bukan saja ia menuntut hak suara dan hak perwakilan bagi kaum wanita, – ia juga menuntut terbukanya pintu gerbang semua sekolah bagi kaum wanita. Tidak hak sosial, tidak hak eknomis, tidak hak politik. Tidak lagi badannya masih terasa letih dan payah, kalau ia besok paginya bangun dari tempat tidurnya. Dari zaman sebelum Revolusi Amerika dan Perancis sampai ke zaman sekarang adalah tiga tingkatan pergerakan wanita. Di dalam Revolusi Perancis nyata benar perkudaan ini, di Jerman Hitler pun demi-kian pula. Dua puluh tahun sebelum Revolusi Petancis meledak, – demikianlah angka-angkanya dalam kitab-nya tentang “Soal Wanita” -, di Perancis adalah 50.000 orang pengemis; sepuluh tahun kemudian, jumlah ini menaik menjadi 1.500.000 orang.
Orang-orang wanita, yang tadinya hanya pasif saja di dalam proses ideologi Revolusi Perancis, lantas menjadi tenaga-tenaga aktif yang ikut mendidihkan kancah perjoangan manusia merebut hak-hak manusia yang lebih adil. Hak-hak politik masih dianggap satu monopoli utama bagi laki-laki saja. Padahal di Australia pergerakan feminisme sudah lebih dulu mendapat kemenangan: di sana sejak permulaan abad kedua puluh telah diadakan hak-perwakilan wanita yang terbatas, – terbatas kepada wanita-wanita atasan saja. Perlu diingat walaupun tujuan membuat artikel yang SEO friendly adalah agar bisa mendapat rank dari search engine, tetapi tetap akan dibaca oleh manusia. Tuntutan-tuntutan yang dikemukakan oleh Mercy Otis Warren dan Abigail Smith Adams, tulisan-tulisan yang mengalir dari pena Condorcet, pekik-pekik perjoangan yang memetir dari mulut Olympe de Gouges, semuanya berkumpul menjadi gelora jiwa di dalam kalbunya. Kepada Robespierre persoonlijk, yang menjatuhkan hukuman mati ke-pada Raja, ia berkata dengan seram: “Singgasana Tuan pun nanti tiang penggantungan !”. Ia telah mati. Dengan muka tersenyum ia telah menjalani hukuman mati itu. Dengan ini sebenarnya telah diakui bahwa wanita juga mempunyai hak atas kecerdasan dan kemajuan.
Hak memasuki sekolah-sekolah umum sajapun tak diberikan oleh fihak laki-laki kepada wanita! Badan jasmani yang seperti terhantam remuk oleh penderitaan, mengakibatkan apati, – rasa tak perduli apa-apa -, di dalam jiwa. Tetapi, boleh dikatakan belum ada satu negeri di benua Timur itu yang pergerakan wanitanya, – kecuali beberapa individu -, telah berideologi setinggi ideologi pergerakan wanita di dunia Barat di dalam tingkatannya yang terakhir. Menurut penjelasan Dr. M Hadi Subhan,SH.MH,CN bahwa keputusan Pailit Menderogasi/menghapus Kompetensi Pengadilan lain, alis degorat lex generalis berarti aturan yang bersifat khusus (specialis) maka aturan yang bersifat umum itu tidak lagi sebagai hukum ketika telah ada aturan yang bersifat khusus mengesampingkan aturan yang bersifat umum (generalis). Meski begitu kamu harus memerhatikan penggunaan sub judul agar tidak terlalu berlebihan. Penggunaan keyword ini jangan terlalu banyak, namun juga jangan terlalu sedikit. Olympe de Gouges. Alangkah hebatnya perempuan ini! Mercy Otis Warren dan Abigail Smith Adams barangkali lebih dahulu mengeluarkan ide, tetapi Olympe de Gouges adalah yang pertama-tama mengorganisir tuntutann yaitu ide! Barangkali benar juga, bahwa ia memang sering tenggelam di dalam air putarnya asmara.
Karena itu memang, memang harus direbut persamaan hak dengan kaum laki-laki itu! Sebab, hak kelebihan laki-laki itu katanya adalah memang pemberian “kodrat”, – berasal dari “kodrat”. Natie yang menjadi dasar sendi negara, terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. Soal dikasih tidaknya wanita hak-hak warga negara, tidak boleh dibicarakan dengan alasan-alasan yang kosong dan kalimat-kalimat yang melompong, atau dengan banyolan-banyolan yang rendah-rendah. Dan segera kamu akan melihat, bahwa laki-laki tidak lagi akan duduk di samping kakimu sebagai penyembah asmara, tetapi, – dengan berbesar hati membahagikan hak-hak perikemanusiaan yang abadi itu sama-rata denganmu -, akan berjalan denganmu setindak dan selangkah, serta berjabatan tangan! Tidak diketahui, tidak dikira-kirakan, oleh perempuan di dunia Timur itu, bahwa ada kemungkinan menghilangkan tindasan dan pingitan itu, bahwa ada jalan untuk memerdekakan diri. Sebab, ada banyak jenis artikel yang bisa kamu buat sesuai kebutuhan. Permanusiaannya pekerjaan, yang membuka pintu ketingkat-tingkat yang lebih mulia, dan bukan hanya pekerjaan yang semacam sampah, yang tiap-tiap waktu dapat dibuang: Permanusiaannya pekerjaan, yang memberi juga hak-hak kepada mereka sebagai manusia dan sebagai warga-negara, yaitu hak-hak yang setingkat dengan hak-hak manusia laki-laki dan hak-hak warga negara laki-laki. Hak-hak Manusia” yang semata-mata hanya hak-hak orang laki-laki saja itu, bukan kepalang! Segera sesudah “Keterangan Hak-hak Manusia” itu diumumkan dan disambut dengan kegembiraan gegap-gempita di seluruh Perancis, maka ia mengeluarkan satu manifes, yang ia beri nama “Keterangan Hak-haknya Wanita ” . Tajam dan pedas protes Olympe atas ketidakadilan yang termaktub dalam “Keterangan Hak-hak Manusia” itu: “Wanita dilahirkan dalam kemerdekaan, dan sederajat dengan orang laki-laki.