Barangkali Pembaca Menanya: kenapa Dunia Barat?

Sebagai natuur sendiri, ia tidak boleh tidak pasti datang pada maksudnya! Dengan ke-bewust-an dan keinsyafan yang demikian itu, maka pergerakan kita lalu berarti mempercepat jalannya proses natuur, suatu pergerakan yang memikul natuur dan terpikul natuur. Pergerakan kita janganlah hanya suatu pergerakan yang ingin rendah­nya pajak, janganlah hanya ingin tambahnya upah, janganlah hanya ingin perbaikan-perbaikan kecil yang bisa tercapai hari-sekarang, – tetapi ia harus menuju kepada suatu transformatie yang menjungkir-balikkan samasekali sifatnya masyarakat itu, dari sifat imperialistis-kapitalistis menjadi sifat yang sama-rasa-sama-rata. Dan tingkat yang tertinggi ini sampai sekarang masih terus menggeletar, masih terus menggelombang, – tak akan lenyap, sebelum tercapai masyarakat adil, pengganti masyarakat kapitalistis yang di dalamnya ada penindasan kelas dan penindasan sekse. Pergerakan memang pasti lahir, pasti hidup, pasti kelak membanjir, walaupun obat tidur yang bagaimana juga manjurnya, atau walaupun terang-terangan dirin­tangi oleh musuh dengan rintangan yang bagaimana juga, selama nasib kita masih nasib yang sengsara. Menurut Lexy J. Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian terhadap novel berlatar Minangkabau periode 1920-1940 dari segi konflik sebagai konsep estetika ini menggunakan pendekatan atau teori fenomenologis.

Beli tiket melalui traveloka (Jakarta-Malang) yang kebetulan melakukan promo kereta menarik bulan ini. Lagipula, adakah berhadapan dengan bencana-hidup yang disebar­-sebarkan oleh modern-imperialisme ini Marhaen mendapat cukup hak-hak dari pemerintah yang sekedar boleh dianggap sebagai “obat” bagi hatinya yang luka, fikirannya yang bingung, perutnya yang lapar? ­kehidupan yang gampang terpelanting ; seperempat abad kemudian orang mengatakan bahwa ia adalah “minimum-lijder”; dan kini tiga-empat tahun kemudian lagi, Marhaen boleh hidup dengan sebenggol sehari dan … Kita kini sangat gampang dilipat-lipat, – “plooibaar” en “gedwee” – “buntutnya tekanan yang berabad-abad”, sebagai Schmalhausen mengata­kannya. Juga kita lupa bahwa kita bisa menjadi besar, juga kita lupa bahwa kemunduran kita ialah karena kita terlalu lama sekali kena pengaruh imperialisme, juga kita lupa bahwa kemunduran kita itu b u k a n suatu kemunduran yang memang karena n a t u u r, tetapi ialah suatu kemunduran yang karena imperialisme, suatu kemunduran bikinan, suatu kemunduran “cekokan”, suatu kemunduran injeksian yang berabad-abad. Semangat per­budakan mulai rontok, dan timbul semi semangat baru yang makin lama makin besar dan bersirung.

Pergerakan kita itu sudah mulai jadi pergerakan sebagai yang saya maksudkan di atas tahadi. Fajar mulai menyingsing. Sambutlah fajar itu dengan kesadaran, dan kamu akan segera melihat matahari terbit. Bukan fajar menyingsing karena ayam-jantan berkokok, tetapi ayam-jantan berkokok karena fajar menyingsing … Bukan hanya suatu peribahasa sahaja, kalau saya mengatakan fajar telah menyingsing. Di dalam tempo yang kurang dari tigapuluh tahun itu, modern-imperialisme, yang senantiasa mengagul-agulkan ia punya “kesopanan” dan “ketenteraman umum”, telah melihat kans “memperbaiki” nasib Marhaen dari setengah hidup menjadi setengah megap-megap! Ia telah menuntut kemerdekaan-penuh bagi Amerika, sebelum George Washington sendiri setuju dengan kemerdekaan penuh itu! Kemerdekaan drukpers dan hak-berserikat-dan-bersidang? Amboi, adakah di sini hak kemerdekaan drukpers dan hak berserikat-dan-bersidang? Adakah di sini hak-hak itu, di mana buku hukum siksa masih mentereng dengan artikel-artikel sebagai 153 bis-ter, 154, 155, 156, 157, 161 bis d.l.s., di mana hak “pen-Digul-an” masih ada, di mana perkataan “berbahaya bagi keamanan umum” terdengar sehari-hari, di mana ada persbreidel-ordonnantie, di mana rapat tertutup “kalau perlu” juga boleh dihadliri oleh polisi, di mana stelsel-mata-mata boleh dikata sempurna samasekali, di mana di waktu yang akhir-akhir ini puluhan openbare vergadering dibubarkan? 0, memang, zaman modern-imperialisme mendatangkan “beschaving”, zaman modern-imperialisme mendatangkan jalan-lorong yang indah dan jalan-jalan kereta api yang haibat, zaman modern-impe­rialisme mendatangkan perhubungan kapal yang sempurna, mendatangkan “ketenteraman”, mendatangkan “perdamaian”, mendatangkan telepon, mendatangkan telegrap, mendatangkan lampu listrik, mendatangkan radio, mendatangkan kedokteran, mendatangkan keteknikan, ya, mendatangkan kepandaian barang apa-sahaja sampai yang mendekati kepandaiannya jin­-peri-perayanganpun, – tetapi, adakah semua hal itu didatangkannya buat keperluan Kang Marhaen?

Marhaen harus menolak dengan kejijikan segala sikap setengah-setengahan yang tidak berjoang tetapi hanya tawar-menawar, Marhaen harus mengusir dari kalangan. Tidak serta-merta begitu saja dapat menaikkan reputasi situs website. Apakah onlineshop, blog pribadi, atau kategori website jenis lainnya? Tetapi, apakah memang benar, imperialisme samasekali tidak ada “berkah” sedikit juapun bagi kita bangsa Indonesia? Saya tidak mengetahui cetakan yang keberapa ia capai sampai saat Hitler bersimaha-rajalela di Jermania. Mesin pencari memiliki kapasitas untuk mengetahui apakah Anda menautkan ke situs Anda sendiri dengan melihat nama domain. Baru jikalau kita berjalan membawa obor, mengetahui presis apa yang kita tuju, mengetahui presis di mana letaknya jalan yang kencang, mengetahui presis segala apa yang akan kita jumpai; baru jikalau kita tidak seolah-olah lagi di dalam malam yang gelap-gulita, tetapi seolah-olah di dalam siang hari yang terang­-benderang, – baru jikalau sudah demikian itu kita bisa mencapai apa yang kita maksud dengan sekencang-kencangnya, selekas-lekasnya, sehatsil-hatsilnya. Tidak ada trans­formatie di zaman akhir-akhir ini, yang zonder massa-aksi. Sampai saat ini, Plants Vs Zombies masih bisa memberikan rasa asyik yang serupa. Maka dengan tercapainya “tingkat ketiga” ini, tercapailah juga tingkat yang tertinggi daripada pergerakan Sarinah mengejar nasib yang lebih layak. Kesedaran inilah yang membuat dunia manusia pada silamnya abad kesembilanbelas mengalamkan satu pergerakan laki perempuan yang hebat, sebagai yang belum dialamkannya dalam seluruh sejarahnya yang terdahulu.